Bagikan artikel ini:

Sate Lembut Betawi – Kuliner Betawi ternyata memiliki sate yang tak kalah terkenal, menambah keragaman kuliner di Indonesia. Sate Betawi ini dikenal sebagai sate lembut Betawi atau sate pentol Betawi. Penampilannya mirip dengan sate lilit di Bali, namun sate lembut Betawi menggunakan daging sapi, berbeda dengan sate lilit di Bali yang menggunakan daging ayam. Rasanya yang lembut, sedikit manis, dan gurih membuat Sate Betawi ini sangat enak untuk dinikmati.

Sate lembut Betawi ini biasanya menjadi hidangan khas saat perayaan Idul Fitri, terutama di kalangan masyarakat Betawi. Namun, sejak masa pendudukan Jepang, Sate Betawi semakin jarang ditemukan dan harganya pun menjadi mahal. Oleh karena itu, saat ini sulit menemukan Sate Betawi. Mungkin juga selera masyarakat Betawi telah berubah atau tidak ada lagi yang ahli dalam membuat hidangan ini.

Untuk membuat Sate Betawi, Anda memerlukan bahan-bahan seperti daging sapi, ketumbar, gula merah, garam, air asam, kelapa, jinten, santan kental, bawang merah, dan bawang putih. Caranya, daging dicincang hingga halus, lalu dicampur dengan bumbu yang telah diolah. Daging yang sudah diolah kemudian dibentuk bulat-bulat dan digoreng. Sate ini bisa dihidangkan dengan tusuk sate atau langsung di atas piring. Meskipun menjadi hidangan tradisional masyarakat Betawi, proses pembuatannya yang cukup rumit membuat Sate Betawi tidak sering disajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Resep Sate Lembut Betawi

Bahan-Bahan

  1. Daging sapi cincang ½ kg
  2. 5 lembar daun jeruk
  3. ¼ kg gula merah
  4. Garam secukupnya
  5. 1 cangkir air asam jawa
  6. Tusuk sate
  7. Terasi
  8. Lada
  9. ½ buah kelapa tua, diparut dan digongseng hingga halus.

Bumbu yang Dihaluskan

  1. ½ ons cabe merah
  2. 10 siung bawang merah
  3. 3 siung bawang putih
  4. 2 sdm ketumbar disangrai
  5. 2 sdm jinten disangrai

Cara Membuat

  1. Campurkan daging cincang, bumbu halus, daun jeruk, gula merah, garam, air asam jawa, lalu aduk rata.
  2. Bagi adonan menjadi 15 bagian dan bentuk menjadi bulat pipih.
  3. Kepalkan masing-masing adonan dengan 2 tusuk sate lalu bulatkan.
  4. Panggang Sate Betawi di atas api yang telah dialasi dengan daun pisang.
  5. Balik-balik Sate Betawi hingga matang dan berwarna kuning.

Variasi Sate Betawi

Selain sate lembut Betawi atau sate pentol Betawi yang telah dijelaskan sebelumnya, ada juga variasi lain dari Sate Betawi yang patut dicicipi. Salah satunya adalah “Sate Kerang Betawi,” di mana daging kerang dimasak dengan bumbu khas Betawi, menciptakan kombinasi unik antara rasa laut dan bumbu rempah. “Sate Kikil Betawi” juga menjadi favorit, dengan potongan kikil yang empuk dan bumbu yang kaya rasa. Variasi-variasi ini menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman Sate Betawi.

Asal Usul Sate Lembut Betawi dalam Budaya Betawi

Sate Lembut Betawi: Warisan Yang Sudah Jarang Ditemui
Sate Lembut Betawi: Warisan Yang Sudah Jarang Ditemui

Sate Lembut Betawi, sering kali menjadi pilihan utama dalam berbagai acara istimewa, seperti perayaan Idul Fitri atau perayaan besar lainnya, serta upacara adat yang menjadi bagian penting dari daur hidup masyarakat Betawi. Biasanya, Sate Lembut Betawi selalu dihidangkan sebagai pelengkap ketupat sayur babanci. Kombinasi unik antara daging sapi giling dan kelapa parut menciptakan tekstur yang lembut dan cita rasa yang gurih, menjadikan hidangan ini diminati oleh semua kalangan, dari yang tua hingga yang muda.

Selain menjadi hidangan khas dalam berbagai acara tertentu, Sate Lembut Betawi juga menjadi instrumen untuk merangsang kreativitas dan meningkatkan perekonomian lokal. Ini telah menjadi kewajiban terutama bagi hotel dan restoran yang berlokasi di DKI Jakarta untuk menjadikan kuliner khas Betawi sebagai menu andalan mereka.

Sate Lembut Betawi dapat dengan mudah ditemukan di wilayah Jakarta Pusat dan sekitarnya, terutama di daerah Tanah Abang. Rumah makan khas Betawi yang menjual Sate Lembut Betawi menjadi ciri khas dari kawasan ini.

Situasi di pasar Tanah Abang
Situasi di pasar Tanah Abang

Lebih dari sekadar hidangan lezat, kuliner Sate Lembut Betawi menjadi jembatan yang menghubungkan dan memperkuat beragam nilai-nilai sejarah dan budaya. Seperti halnya dengan sejarah Kali Tirem atau Biji Balang, yang melambangkan hubungan antara mikrokosmos dan makrokosmos dalam bentuk segitiga, menciptakan koneksi yang saling mengisi antara ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penting untuk dicatat bahwa Sate Lembut Betawi bukan hanya menjadi bagian dari acara istimewa dan tradisi masyarakat Betawi secara horizontal, melainkan juga memiliki dimensi vertikal yang mendalam. Upacara tradisional tersebut bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta, serta mengekspresikan sikap tunduk, takut, dan berdosa terhadap Maha Pencipta dan leluhur. Konsep keseimbangan ini adalah landasan pemikiran masyarakat Betawi dalam mengatur kehidupan mereka, mencakup hubungan individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta manusia dengan lingkungannya dan Tuhan Sang Maha Pencipta.

Sate Lembut Betawi juga menjadi bagian dari tradisi sedekah bumi, yang mencakup berbagai kue dan hidangan. Ini memiliki kode-kode tertentu yang disampaikan melalui kuliner sebagai representasi dari keseimbangan alam. Kuliner tidak hanya terkait dengan makanan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang diwariskan dalam kehidupan sosial. Selain itu, kuliner juga terbentuk dari bahan-bahan yang tersedia di sekitarnya, menunjukkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan hidangan yang lezat dan bermakna.